Databac

MASALAH SOSIAL DI PRANCIS (IMIGRAN DAN TUNAWISMA) DAN MENGAPA PRANCIS MENJADI NEGARA FAVORIT BAGI IMIGRAN

Publié le 20/02/2024

Extrait du document

« MASALAH SOSIAL DI PRANCIS (IMIGRAN DAN TUNAWISMA) DAN MENGAPA PRANCIS MENJADI NEGARA FAVORIT BAGI IMIGRAN Berliana Sukma Karuniadi Sastra Prancis, Universitas Negeri Semarang, [email protected] PENDAHULUAN Permasalahan sosial adalah suatu kondisi yang merugikan atau mengganggu kesejahteraan dalam kehidupan sosial.

Dapat berupa kemiskinan, pengangguran, korupsi, diskriminasi, perang, narkoba, dan lain sebagainya.

Permasalahan sosial merupakan suatu hal yang sudah tidak asing lagi bagi setiap negara di dunia.

Baik negara kaya, negara miskin, maupun negara berkembang, pasti memiliki permasalahan sosialnya masing-masing dalam kehidupan berbangsa dan bernegaranya.

Setiap harinya permasalahan sosial di berbagai belahan dunia terus meningkat.

Permasalahan sosial didefinisikan sebagai masalah yang timbul akibat interaksi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, maupun kelompok dengan kelompok (2022).

Permasalahan sosial juga dapat mempengaruhi kehidupan individu dan masyarakat secara keseluruhan serta dapat mempengaruhi perkembangan negara secara keseluruhan.

Untuk memahami masalah sosial secara berkelanjutan, diperlukan analisis yang mendalam terhadap akar penyebabnya serta dampak yang ditimbulkannya dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam artikel ini akan dibahas mengenai masalah sosial yang ada di negara Prancis. Meskipun Prancis masuk ke urutan negara terkaya ke tujuh di dunia (2022), tetapi masalah sosial tetap tidak dapat dihindari.

Di negara Eropa seperti Prancis, permasalahan sosial yang kerap dijumpai ialah diskriminasi, ketimpangan sosial, kesehatan mental, dan tunawisma.

Pada artikel ini, akan dibahas lebih lanjut mengenai masalah sosial yang lebih khusus yaitu tunawisma yang ada di Prancis.

Tunawisma merupakan sebuah istilah yang digunakan di Indonesia untuk merujuk pada orang yang tidak memiliki tempat tinggal tetap atau mengalami keterlantaran dan kekurangan tempat tinggal.

Sementara itu, di Prancis istilah yang digunakan untuk tunawisma yaitu sans-abri.

Keberadaan tunawisma di Prancis disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya biaya hidup yang mahal, krisis perumahan, perkembangan perkotaan, gangguan kesehatan mental, kehilangan pekerjaan atau kemiskinan, dan kecanduan terhadap alkohol dan obat-obatan terlarang. Dalam konteks ini, penelitian tentang tunawisma dan imigran di Prancis sangat penting. Dalam upaya untuk memahami fenomena ini secara keseluruhan, studi yang mendalam dan komprehensif diperlukan untuk menganalisis penyebab dan faktor risiko yang berkontribusi terhadap tunawisma di kalangan imigran, serta dampaknya terhadap individu dan masyarakat Prancis secara keseluruhan.

Selain itu, perlu juga untuk mengeksplorasi peran kebijakan pemerintah, organisasi sosial, dan lembaga publik dalam mengatasi tantangan yang dihadapi oleh populasi tunawisma imigran.

Melalui artikel ini, akan digali faktor-faktor yang berkontribusi terhadap situasi tunawisma yang dialami oleh imigran, menganalisis dampaknya terhadap individu dan masyarakat, dan mengidentifikasi upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah dan organisasi sosial untuk mengatasi permasalahan ini.

Selain itu juga akan dibahas sedikit banyaknya tentang alasan mengapa Prancis menjadi negara favorit untuk para imigran dari berbagai belahan dunia khususnya negara di Afrika.

Pendahuluan ini juga dimaksudkan untuk memberikan gambaran umum tentang topik yang akan dibahas dalam artikel ini. HASIL DAN PEMBAHASAN Tunawisma dan imigran adalah dua isu sosial yang kompleks dan saling terkait yang mempengaruhi banyak negara di dunia, termasuk Prancis.

Dalam beberapa dekade terakhir, peningkatan angka imigran dan populasi tunawisma di Prancis telah menjadi perhatian utama dalam ranah sosial, politik, dan kebijakan.

Permasalahan ini memiliki kecondongan yang signifikan bagi masyarakat Prancis dan menyiratkan tantangan multidimensi yang perlu dipahami dan ditangani dengan cermat. Prancis, sebagai salah satu negara dengan sejarah migrasi yang kaya, telah menyaksikan arus imigrasi yang signifikan dari berbagai negara dan latar belakang budaya.

Meskipun Prancis memiliki kebijakan integrasi yang relatif maju, imigran sering kali menghadapi berbagai hambatan dalam hal perumahan, lapangan kerja, pendidikan, dan akses ke layanan sosial.

Akibatnya, sejumlah imigran terjebak dalam situasi tunawisma, di mana mereka mengalami ketidakstabilan tempat tinggal, rentan terhadap marginalisasi sosial, dan kesulitan dalam mencapai kesejahteraan. Prancis seperti negara lainnya, menghadapi berbagai masalah sosial yang beragam.

Berikut beberapa contoh masalah sosial yang ada di Prancis. a.

Pengangguran: Tingkat pengangguran di Prancis relatif tinggi, terutama di kalangan pemuda.

Tingkat pengangguran yang tinggi dapat menyebabkan ketidakstabilan ekonomi dan ketidakpuasan sosial. b.

Ketimpangan ekonomi: Ada kesenjangan ekonomi yang signifikan antara kelompok sosial di Prancis.

Beberapa daerah di negara ini menghadapi ketimpangan yang tinggi antara kota dan pedesaan, dengan akses terbatas terhadap kesempatan kerja, pendidikan, dan layanan publik. c.

Integrasi imigran: Prancis merupakan tujuan utama bagi banyak imigran, terutama dari negara-negara di Afrika Utara dan Timur Tengah.

Tantangan terkait integrasi imigran, termasuk kesulitan dalam mencari pekerjaan, diskriminasi, dan masalah sosial di beberapa Kawasan perkotaan, tetap menjadi isu yang signifikan. d.

Ketegangan antara etnis dan agama: Terdapat ketegangan antara kelompok etnis dan agama di Prancis, terutama dengan islam.

Isu-isu seperti pengenalan simbol-simbol agama. Kebijakan hijab di tempat umum, dan radikalisasi telah memicu perdebatan dan konflik sosial di negara ini. e.

Ketidakpuasan terhadap pemerintah: Beberapa aksi protes besar telah terjadi di Prancis dalam beberapa tahun terakhir.

Demonstrasi yang luas telah dilakukan oleh berbagai kelompok, termasuk buruh, mahasiswa, petani, dan pensiunan, untuk menyuarakan ketidakpuasan mereka terhadap kebijakan pemerintah terkait perubahan sosial, ekonomi, dan lingkungan. f.

Permasalahan perumahan: Di beberapa Kawasan perkotaan Prancis, terdapat kekurangan perumahan yang serius dan harga perumahan yang tinggi.

Hal ini dapat menyebabkan kesulitan bagi indidvidu dan keluarga dengan pendapatan rendah untuk mendapatkan tempat tinggal yang layak. Seperti negara dan kota lainnya di dunia, Prancis juga memiliki sisi buruknya sendiri (2020).

Beberapa masalah yang umum terjadi adalah sebagai berikut. a) Polusi udara: Prancis, khususnya kota Paris menghadapi masalah serius terkait polusi udara.

Kepadatan populasi yang tinggi, lalu lintas yang padat, dan penggunaan kendaraan pribadi yang berlebihan telah menyebabkan tingkat polusi udara yang tinggi.

Ini dapat berdampak pada kesehatan penduduk dan kualitas lingkungan. b) Kemacetan lalu lintas: Di kota Paris terkenal dengan kemacetan lalu lintasnya.

Jalan-jalan yang sempit dan seringnya kepadatan kendaraan menyebabkan kemacetan yang parah di banyak bagian kota.

Hal ini mengakibatkan waktu perjalanan yang lebih lama dan meningkatkan tingkat stress bagi penduduk dan pengunjung. c) Kriminalistas: Seperti kota besar lainnya, Paris juga memiliki masalah terkait kejahatan. Pencurian, kekerasan jalanan, dan penipuan dapat terjadi di beberapa area tertentu, terutama di tempat-tempat wisata yang ramai.

Oleh karena itu, penting bagi penduduk dan pengunjung untuk tetap waspada dan mengambil langkah-langkah keamanan yang tepat. d) Ketidaksetaraan sosial: Meskipun Paris adalah kota kaya dengan sejarah dan budaya yang kaya, ada ketidaksetaraan sosial yang signifikan.

Perbedaan pendapatan yang besar antara masyarakat membuat kesenjangan sosial semakin terlihat.

Beberapa daerah di pinggiran kota Paris menghadapi tantangan ekonomi dan sosial yang lebih besar dibandingkan dengan pusat kota. e) Pengangguran: Tingkat pengangguran di Paris cukup tinggi, terutama di kalangan pemuda.

Ini menciptakan kesulitan bagi banyak orang untuk mencari pekerjaan yang layak dan dapat mempengaruhi kualitas hidup mereka. Pada tahun 2021, 10,3% atau sekitar tujuh juta populasi penduduk di Prancis merupakan seorang imigran.

Sebanyak 3,6% atau 2,5 jutanya merupakan imigran yang telah mendapat kewarganegaraan Prancis sejak mereka datang.

Penduduk asing yang tinggal di Prancis tersapat sebanyak 7,7% atau 5,2 juta orang dari total penduduk.

Itu terdiri dari 4,5 juta imigran yang belum mendapat kewarganegaraan Prancis secara resmi dan 0,8 juta orang yang terlahir di Prancis dengan kewarganegaraan asing.

(2022) Pada tahun 2020, arus masuk imigran turun sebanyak 21% dibandingkan pada tahun 2019, yang diperkirakan dari 272.000 menjadi 215.000.

41% imigran yang tiba di Prancis pada tahun 2020 merupakan kelahiran Afrika dan 32% kelahiran Eropa.

Imigran di Prancis pada tahun 2020 lebih sering berasal atau lahir di Maroko (9,5%), Aljazair (7,1%), Tunisia (4,5%), Italia (4,5%), Spanyol (3,3%).

Inggris Raya (3,2%), Cina (3,0%), dan Rumania (2,8%). Pada tahun 2021, sebanyak 47,5% imigran yang tinggal di Prancis merupakan kelahiran Afrika dan 33,1% kelahiran Eropa.

Negara asal atau kelahiran imigran terbanyak adalah Aljazair dengan presentase mencapai 12,7%, kemudian disusul dengan kelahiran Maroko dengan presentase 12%, Portugal 8,6%, Tunisia 4,5%, Italia 4,1%, Turki 3,6%, dan Spanyol 3,5%.

Setengah dari imigran berasal dari salah satu tujuh negara tersebut dengan presentase sebanyak 49%. Secara total, keseimbangan migrasi imigran turun sedikit antara tahun 2006 (+164.000) dan 2009 (+133.000) sebelum tumbuh mencapai +214.000 orang pada tahun 2019.

Karena krisis kesehatan, keseimbangan ini turun menjadi +169.000 orang pada tahun 2020 (perkiraan). Populasi imigran di Prancis telah meningkat dalam jumlah dan persentase dari total populasi sejak 1946.

Ini sesuai dengan 10,3% populasi yang tinggal di Prancis pada tahun 2021, dibandingkan dengan 7,4% pada tahun 1975 dan 5,0% pada tahun 1946.

Populasi asing yang tinggal di Prancis mewakili 7,7% dari total populasi pada tahun 2021, dibandingkan dengan 6,5% pada tahun 1975 dan 4,4% pada tahun 1946.

Hingga pertengahan 1970-an, arus imigrasi didominasi laki-laki, mengisi kebutuhan tenaga kerja yang timbul dari rekonstruksi pascaperang, kemudian dari periode ledakan pascaperang.

Pada tahun 1974, dalam konteks ekonomi yang memburuk, imigrasi tenaga kerja direm dan imigrasi keluarga berkembang. Sejak saat itu, bagian perempuan dalam arus imigrasi telah meningkat, baik untuk reunifikasi keluarga maupun tidak.

Pada tahun 2021, 52% imigran adalah perempuan, dibandingkan dengan 44% pada tahun 1975 dan 45% pada tahun 1946. Awal mula kedatangan imigran di Prancis di mulai sejak tahun 1830-an yang terjadi arus besar populasi imigran ke Prancis, kemudian baru agak stabil sejak tahun 1850-an.

Antara tahun 1850 hingga tahun 1914, sekitar 4,3 juta orang asing memasuki Prancis.

KEmudian antara.... »

↓↓↓ APERÇU DU DOCUMENT ↓↓↓

Liens utiles